HAM Pada Perempuan Terlalu Fundamental Untuk Tidak Diperjuangkan
Oleh : Tities Sumunaring Tyas *
Kita tahu bahwa TKI (Tenaga Kerja Indonesia) merupakan penghasil devisa yang cukup besar untuk bangsa ini. Dan kita pun tidak bisa memungkiri bahwa kasus yang menempel pada TKI tersebut juga tidak bisa dikatakan sedikit. Fakta bahwa kasus TKI kebanyakan besar menjangkit pada kaum perempuan atau biasa di sebut TKW (Tenaga Kerja Wanita), ironis memang di jaman modern ini perempuan masih menjadi icon kekerasan, baik kekerasan rumah tangga, kekerasan dalam bekerja, kekerasan moral, kekerasan seksual dan masih banyak lagi. Kita diingatkan kembali pada kasus Ceriyati TKW asal Brebes, Jawa Tengah yang nekat terjun dari gedung apartemen lantai 15 di Sentul Malaysia, kasus yang menyita public untuk menyimaknya, memang terkesan kasus lama, akan tetapi perlu diingat pada kasus inilah akhirnya Indonesia didaulat menjadi anggota komisi HAM PBB pada bulan Mei 2007. Entah ini bisa dikatakan kado untuk Indonesia atau menjadi sebuah cambukan atas nasib anak bangsanya.
Sederet cerita pilu para TKW yang sejatinya tidak bisa terpungkiri dan tidak pula terhapuskan dari ingatan kita. Di tahun 2010 kasus Sumiyati mulai terpublish kembali tentang kekerasan ini, dan kemudian dimunculkan kembali dengan kasus-kasus lain yang mengalami hal serupa sebagai korban kekerasan pada perempuan. Ini bukan kali pertama saja, sudah berkali-kali kasus kekerasan terjadi dan menimpa para TKW, yang notabene bisa disebut sebagai para perempuan-perempuan hebat pahlawan devisa bangsa ini, jika dilihat kasus kekerasan ini sangat banyak, hanya saja terasa invisible jika tidak di publishkan pada public yang. Memang kekerasan yang dialami cenderung banyak dan beragam akan tetapi beberapa kekerasan yang sering dijumpai hampir serupa di tiap kejadiannya yaitu dari kasus penganiayaan, penyiksaan, pemerkosaan, gaji yang tidak dibayarkan, pengekangan, penjajahan psikologi dan tak sedikit lantas berakhir dengan kematian, sangat tragis.
Bulan oktober 2010 ini, 5,336 Kasus kekerasan di Saudi yang mayoritas dialami oleh para TKW, dan nilai tersebut hanya sebagian kecil dari kasus yang ada sedangkan di belahan wilayah bangsa lain belum terhitung berapa. Rasanya memang bukan semata keinginan yang kuat saja yang menjadi factor utama untuk menjadi TKI, akan tetapi kemiskinan masih menjadi alasan disertai fakta yang favorit, bagaimana tidak? Kita sadar kasus kemiskinan bangsa ini belum rampung tergarap, bahkan koruptor-koruptor malah yang makin eksist untuk tidak berhenti menggarap lahan rakyat. Kekerasan pada TKW memang hanya sebagian kecil saja dari implementasi kekerasan terhadap perempuan, masih banyak kasus lain yang menjadikan perempuan sebagai iconnya. Dan perlu diingat bahwa perempuan juga memiliki Hak perempuan yang termasuk juga sebagai Hak Asasi Manusia (HAM), kasus kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran terhadap HAM. Rasanya tak ingin para perempuan-perempuan Indonesia terus-menerus menjadi korban kekerasan. Berharap para perempuan harus tetap selalu berkarya, dan merasakan kedamaian untuk hidup berdampingan tanpa ada lagi kekerasan, karena HAM pada perempuan terlalu fundamental untuk tidak diperjuangkan.
*Penulis merupakan Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Semester V
0 komentar:
Posting Komentar