Satu minggu itu ternyata benar-benar
tak lama, hanya sebentar, apalagi diisi dengan full schedule dan dikerjakan
bersama-sama dengan teman-teman yang lain. Ini yang saya rasakan, 1 minggu
membersamai teman-teman dari Malaysia yang berkunjung ke Jogjakarta dari tanggal
20 Januari 2013 sampai tanggal 27 januari 2013. Ahad-senin diisi jadwal di UMY,
Selasa-kamis agenda ke Ponpes Al-Hikmah karangmojo Gunung kidul, dan kamis-ahad
di masjid #Jogokaryan, UNY, Malioboro. Padat dan memang penuh makna.
Ini adalah pengalaman yang sungguh
tak bisa dilupakan, banyak pelajaran yang saya dapatkan baik dari anak-anak
Malaysia ataupun orang-orang yang saya temui selama event tersebut. Selasa-kamis
22-24 januari 2013, agenda terpusat di PP Al-Hikmah karangmojo Gunung Kidul,
sesuai kesepakatan, peserta diminta menggunakan bus umum, dan otomatis harus
ada yang mendampingi menuju ke gunung kidul dengan bus umum. Awalnya saya
berpikir bahwa panitia lain yang ikhwan sudah siap untuk berangkat mengantar
peserta, tapi ternyata pagi itu keterbatasan panitia akhwat, saya dihubungi
untuk segera mendampingi anak-anak Malaysia ke gunung kidul dengan bus umum.
Pagi itu saya bersiap dan segera capcus menuju UMY residence tempat mereka
menginap, waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 am, dan pendamping akhwat baru
saya seorang, memang kami komunikasi, jarak dari kota ke UMY dan beberapa
kerjaan yang harus diselesaikan dulu membuat kami ber 4 membagi kerjaan siapa
yang ikut ke dalam bus. Saya merapat ke peserta dan sekedar berbincang, dan
saya sedikit heran, adiba namanya memegang jarum dan asyik menjahit,
“ kamu jahit? “ saya bertanya
“eh, iya last minute dipakai buat
jahit saja lah “ katanya
Saya sedikit membayangkan, walah
kalau akhwat kita ini, bawa jarum ma benang sih iya, tapi jahit pasti dirumah,
heheheheh :D
Diakhiri sesi foto-foto dan jalan
menuju ke ring road selatan buat nyari bus menuju terminal.
---------------------------------^_^----------------------------------
Terminal Giwangan
Turun dari bus, nyari jalur
jogja-wonosari akhirnya ditawari sama sopir bus jurusan wonosari, dan #jleb,.
Ini busnya kecil beud, qta ni 21 orang, K .
Suara dari belakang manggil, nambah 3
orang pemandu lagi, waaa 24 orang dalam 1 bus yang kecil, kami sih tak
bermasalah, tapi peserta malaysianya ? duh, awalnya sempat khawatir, ada lecture nya juga, tapi bismillah gpp
lah, dan ternyata mereka malah menikmati dengan crowdednya bus yang memang gak pernah mereka jumpai di negerinya.
Gak ada kata ngeluh, canda-tawa merekah dibus itu.
Sekian menikmati perjalanan sampai
lah ke Al-Hikmah, ustadz Harun Ar-Rasyid sudah menanti kedatangan rombongan
kami, senyum hangat terpancar. Kesan pertama saya adalah hangat. Setelah beres-beres,
kami pun diminta untuk makan siang terlebih dahulu menu tahu tempe, sayur
Lombok khas wonosari, urapan, krupuk tak ketinggalan dan air putih. Upacara
pembukaan dimulai. 1 hal yang saya dapatkan dari beberapa info dan membuat terkesan
awesome , PP ini tidak dipungut
biaya, makan 2 kali sehari dengan menu nasi dan sayur, bawa HP gak boleh,
jangankan HP, colokan listrik ditiap kamar saja tak ada, mereka menyetrika
masih menggunakan setrika arang #wow (ini saya nemuin setrikaan ginian waktu SD
K), 1 kamar ditempati 25-30 santri,
waktu istirahat siang just 1 hour saja, nyuci di pinggir kali, masak dipiket
dengan kapasitas menu 400 san santri (bayanginnya ketika mereka dapat piket
masak bisa-bisa gak tidur), bangun maksimal jam 3.30 am. Wowww,.,. bagi saya
yang belum pernah mengenyam pendidikan pondok pesantren (pesantren kilat sih
iya), saya kagum, character building, pembangunan mental dan zuhud terasa.
Lepas tu, anak-anak Malaysia dipersaudarakan,
antara muhajirin dan anshor, sedangkan kami ? kami diajak perkeliling pesantren
oleh ketua osis putri osis disebut osa, canda-discuse berkembang antara kami, dari
diantarkan ke tempat nyuci pinggir sungai, smapai berbicara iqob (hukuman)
ketika santri ketahuan pacaran, iqob ringan ya nyapu halaman selama sebulan.
Medianya apa? HP gak ada? Bukannya putra-putri pun pisah? trus? Ternyata mereka
memakai surat, waah virus merah jambu ni akalnya ada saja K. Sampai akhirnya sholat ashar
berkumandang. Bada ashar diisi dengan menge-pack sembako untuk baksos, karna
dirasa rabu adalah hari padat, lepas maghrib saya putuskan untuk back to jogja
with yunis, dan bakal balek rabu sorenya dari jogja.
‘’’Turun UJan Pas beud #Wanagama #Alhamdulillah, #speechless, #krik-krik,
#Dark and #quiet”
Rabu malam kami kembali ke PP
Al-Hikmah, dan ternyata memang acara malam kamis adalah malam perpisahan dengan
penampilan pentas seni, mata saya langsung tertuju ke banner yang ada didepan, disampingnya
ada group nasyid dengan biola, gitar, dan gendang, lagunya ? kerenz, gimana gak
kerenz ? liriknya hadits semua yang dikemas menjadi dendangan nasyid yang gak
jadul, tapi bernada indah ditambah ada Violinnya
:D, seni untuk dakwah, dengan,., (waaa lupaa kata-katanya, cantik yang pasti).
Kata pak Harun, seni itu boleh, asal
seni yang ditujukan hanya untuk Allah SWT, #Wow.
Malamnya kami istirahat di ruang
kesekretariatan yang ada colokan listriknya :D, sedangkan peserta dari Malaysia
di asrama santri-santri.
------------------------- SEmangatt Pagiiii Kamis #Optimist------------------------------
Jam menunjukkan pukul 04.00 am, kami
bergegas, takut ngantri lama, kabarnya anak-anak biasa bersiap sekolah sebelum
subuh, memang sih Pondok Pesantren disini digabung juga dengan MA. Al-Hikmah,
tapi tetap saja yang namanya santri banyak juga harus siap ngantri takut telat
mereka, yang tak liat aktifitasnya adalah mereka mencuci piring, saya tanya
ternyata mereka puasa, senin-kamis, banyak juga yang puasa Daud. Sholat subuh
kali ini benar-benar beda, entah suasananya, bacaan yang indah terlantun serasa
subuhnya maskam UGM, entah, tapi nikmat. Selepas sholat, ustadz harun kembali
bertausyiah dan sekaligus memberikan sepatah-dua patah kata dan intinya
berharap ada beasiswa anak Al-Hikmah sehingga bisa ke International Islamic
university of Malaysia (universitas antar bangsa), dan ternyata terkabul, ada
tiket beasiswa kesana. Dan saya pun bertanya ke santri samping saya
“dek, mau kuliah ke Malaysia ?”
tanyaku
“eeemm, ,.,,.,”, kata santri namanya
nur
“lhoh kenapa ? tuh ada tiket gratis,
beasiswa ki gratis lho, ra bayar (gak bayar)” ?
“emm pengen mbak, tapi ngeliat
keadaan ortu, jadi gak tahu mau kuliah gak? “
#jleb, ini kali kedua saya bertanya
ke santri mau melanjutkan kuliah gak? Jawabnya adalah entah mbak, ya memahami
tak semua santri yang ada disini adalah orang notabene mampu.
Sekali lagi saya berucap “mimpi
gratis kok dek, rapopo entuk kok ngimpi kuliah ki” (mimpi gratis kok dek, gpp
boleh kok bermimpi kuliah itu.red).
Kamis 24 januari 2013, waktunya pamit
pulang, yang membuat benar-benar terharu adalah baru 2 hari bahkan belum genap
3 hari kami yang pemandu bersama mereka, tapi sambutan dahsyat, ketika mau
berpamitan, mereka meminta biodata, ttd begitu antusian. Awal upacara mereka
menyambut gembira kami, dan kita bersalaman dengan semua santri putri,
cipika-cipiki gt, nah di perpisahan ini, banjir air mata, peluk, haru, kata
semangat untuk mereka terlontar. (T_T).
Anak-anak Malaysia terheran-heran
kami memakai motor perjalanan jogja-gunungkidul. Menuju pantai dan lepas itu,
kami menjajal jalur selatan, pante gunung kidul-panggang-imogiri-pleret-kota
jogja, dan #awasome, ni panorama kerenzz beuudd walaupun memang was-was dengan
kejadian “person ngantuk berkendara” #sensor.
====Kamis-Jum’at-Sabtu====
Tiga hari itu adalah hari dimana kami
para panitia kenal lebih dekat dengan mereka. Sungguh memang unik dan
menyenangkannya mereka. Kami pun banyak berdiskusi dan bercerita terkait culture
disana, kuliah, dakwah. Banyak yang saya pelajari dari mereka, kesekian kali
belum pernah rasa mengeluh terucap, dan rasanya mau dibawa kemana saja mereka
enjoying, mereka menikmatinya saja, bahkan ketika mereka di pondok, mereka
disini karakter yang dibangun disetiap personnya bisa lah angkat thump, karakter diri mereka, PD nya
mereka, semangat berbagi dan semangat antusias besar. Pada saat disela-sela
belanja di Malioboro, kami berbincang-bincang kuliah, beasiswa juga, ternyata
beasiswa mereka di univ tergolong besar, langsung dah itung pake kalkulator,
rata-rata tiap person dapat beasiswa sekitar 20 han juta, walaupun memang skala
ringgit, tapi itu besar. Waa pantas, pendidikan disanan benar-benar dihargai.
Jum’at dihabiskan menuju ke kali urang,
dan wow, all committee akhwat di cangkringan persiapan makan siang, kami
putuskan 2 orang (yunis riries.red) untuk menjemput ke kaliurang, awalnya
konsep ke cangkringan adalah untuk belajar dengan orang-orang sekitar, tapi
hujan datang, jam menunjukkan pukul 14.00 ketika mereka mau sampai, sopir
marah-marah, alhasil semuaaa lapar, hujan pun mereka terjang, #basaahhSemua. Semua
diam, tanpa harus ada kata-kata mengeluh. After lunch, canda tawa diantara
basahnya semua merekah, o ya, mereka biasanya mengucapkan terimakasih dengan
lantunan nada Jazzaka-jazzaka-jazzakallahu khairan, wa laka wa lana insya Allah
hul Jannah2x. di pondok pun mereka berdendang. J
Akhir pekan ini tak mereka lewatkan
untuk belanja oleh-oleh ke malioboro, mereka terheran-heran, semua-muanya
murah, (*jelas lah, parameter ringgit).
Dan finally, Semuanya diborong, gak
akhwat gak ikhwan, sama saja selera belanjanya.
(-____-“”).
==============Adisudjipto Airport===========
Benar-benar gak kerasa, 1 minggu
sudah kunjungan, (cepeeett banggett T_T),.,
Gak nyangka sebentar saja dengan
mereka, ukhuwah tanpa peduli ras, bahasa, culture bisa sedekat ini, padahal
kenal saja baru seminggu tapi di airport ini, air mata gak bisa tertahan, dari
tadi malam perpisahan yang benar-benar bikin #motionless, dan kali ini #sad. Kata
yunis “ ini nih yang tak kusukai dari sebuah kata perpisahan”, hmmm memang sih.
Tapi ya, ada pertemuan ada perpisahan, #SebiruHariIni @edcoustic, menemani kami
di Bandara Adisutjipto ini, dan tak lupa lantunan nada Jazzaka-jazzaka-jazzakallahu
khairan, wa laka wa lana insya Allah hul Jannah2x.
Tapi satu hal, ukhuwah itu gak
terbatas oleh sekaliber benua, samudra, ataupun Negara.
0 komentar:
Posting Komentar