Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Jumat, 11 Maret 2011

Pengusaha: “Memang Hebat Menjadi Orang Sukses, Tapi Lebih Hebat Menciptakan Orang Sukses”


Sepertinya sering kita mengacuhkan sebuah barang bekas atau bisa dikatakan barang rongsokan, karna menurut kita barang tersebut membuat kotor dan memang sangat pantas untuk mengisi ruang di tempat sampah. Di tempat bapak Suprih tepatnya di Dusun Kanggotan Pleret Bantul Yogyakarta, barang rongsokan tersebut mampu menjadi sebuah usaha yang tergolong komersial, berarti bisa dikatakan barang rongsokan adalah barang berharga dan mampu memberikan penghasilan. Ingatkah kalian ketika dulu di sekolah dasar kita mempelajari bahwa barang bekas seperti kertas, botol, kaca, besi bisa di daur ulang untuk menghasilkan barang yang berbeda dan masih bisa di manfaatkan ?. Nah, usaha di sini adalah tempat penampungan barang-barang rongsokan yang nantinya rongsokan tersebut akan di ubah menjadi barang-barang daur ulang atau berubah bentuk dan masih bisa dipakai lagi.
Jika kalian melewati jalan raya Kanggotan, kalian akan bertemu dengan sebuah tempat penampungan barang rongsokan di sebelah utara jalan. Teringat ketika dulu saya dan teman-teman diminta menjual kertas-kertas yang sudah tidak terpakai kesana dan yang membuat kita senang adalah hasil dari penjualan kertas-kertas tersebut menjadi hak jajan kita, hehe :D. Dan sampai saya kuliah sekarang usaha tersebut masih berdiri dan semakin beranak atau berkembang. Berkembangnya usaha ini ternyata tidak langsung berbuah manis, butuh proses yang panjang dalam pencapaiaannya. Memang sih, kalau di fikir tidak ada hasil tanpa melalui proses, dan proses tersebutlah yang sebenarnya memberikan banyak pelajaran kepada kita.
Setelah menunggu tidak terlalu lama, perbincangan antara saya dengan anak dari juragan rosok (bahasa akrab yang sering di ucapkan untuk usaha ini, dari kata “Rongsokan” yang berakulturasi dengan lidah orang jawa sehingga lebih enak didengar dan mudah dalam pengucapannya adalah : “Rosok”) dimulai, dan tak di sangka mas Rouf sangat welcome ketika saya memberi tahu bahwa saya ingin tahu seperti apa kisah dari bapaknya yang notabene adalah seorang pengusaha yang saya pikir adalah seorang pengusaha sukses, ya bisa di katakan parameter sukses di dusun sayaJ, dan mampu memberikan pelajaran bisnis kepada anak-anaknya, serta menjadikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat di sekitarnya. Salah satu anaknya adalah mas Rouf, dia memiliki Counter pulsa, Hp dengan nama “Cahaya Mulyo”, tidak hanya counter saja tetapi dia juga memiliki sebuah bengkel motor dan kakaknya memiliki toko onderdil (komponen perangkat motor, mobil yang di jual satuan) yang terbesar di antara toko onderdil di ketonggo (jalan sepanjang MAN Wonokromo Pleret Bantul ke timur), memang Ketonggo merupakan pusat jual beli onderdil di Kecamatan Pleret.
 “Em, dari mana ya? Nek diceritakan 1 jam saja gak cukup”,
 “bisa jadi cerita 1 buku ya mas?” jawab saya sedikit nyletuk.
Setelah berbincang-bincang didapatkan banyak informasi, diantaranya usaha rosok ini dirintis sejak tahun 1989 dan ternyata usaha ini bukan merupakan usaha perdana atau usaha awal, karena pak Suprih mengawali karier usahanya dari sebuah meja kecil yang ditunggangi oleh onderdil yang berada di utara pasar Beringharjo.
“Setelah itu usahanya beralih dengan usaha ternak ayam selama satu tahun, namun ternyata usaha ternak ayam pun dirasa tidak efektife, karena rawan yang namanya penyakit dan dalam mengurusnya cukup merepotkan” papar mas Rouf.
“Nah, setelah ternak ayam down, bapak baru mencoba untuk merintis usaha rosok ini. Dulunya masih usaha kecil-kecilan, karena usaha rosok seperti ini tidak semudah jika dilihat dari hasilnya sekarang, pasti ada jatuh bangunnya. Dulu tempatnya bukan di samping jalan depan rumah seperti sekarang ini, tapi di sebelah kuburan di karanganom (sebuah Desa sekirar 2 km dari dusun saya)”, kata mas Rouf lagi.
“Dulu disambi (diselingi) dengan jualan kelontong di depan rumah juga”, tambahnya.
Dan saya pun bertanya, “dulu pendidikan bapaknya apa e?”
“bapak lulusan SMA, ibu malah yang lulusan SD, nek bapak sih banyak memberikan prinsip dengan anak-anaknya, seperti hasil tidak akan di dapat ketika tanpa yang namanya proses, manajemen perhitungan itu harus di pertimbangkan walaupun tidak sepenuhnya utama, tapi ya yang pasti ada dana yang disisihkan untuk zakat, yang di tabung, untuk membeli barang kulakan (barang tambahan), bapak sih cenderung menanamkan bagaimana gambaran usahanya, sedangkan untuk penguatan agama cenderung ibu yang menanamkan, yang namanya berinfaq kan bisa diganti dengan yang lebih, disempatkan sholat dhuha gitu”, cerita mas Rouf.
“Bapak dulu dari latar belakang keluarga yang tidak memanjakan, mungkin karena dari saudaranya, bapak adalah anak lelaki sendiri di antara anak-anak perempuan di keluarganya, jadi dalam mendidik kemungkinan beda, dan itu yang menjadikan bapak lebih berusaha lebih dan memiliki jiwa semangat untuk maju”, lanjut mas Rouf.
Beberapa teori terbukti, teori pertama memang dalam dunia usaha pendidikan bukan sebuah patokan utama. Teori kedua kesuksesan memang harus diimbangi dengan berbagi, karena memberi merupakan peluang untuk membersihkan diri, tidak hanya itu ternyata balasannya akan dilipatgandakan. Teori ketiga hasil akan selaras dengan proses yang di jalani. Teori keempat  walaupun terkadang tidak mutlak keterbatasan membuat orang menggali otaknya lebih dalam, teori kelima, kesuksesan tidak terlepas dari usaha dan doa, sebuah wejangan (nasihat) yang sering terdengar “wong pinter kalah karo wong sregep, wong sregep kalah karo wong beruntung, wong beruntung kalah karo dongo”(orang pinter kalah dengan orang rajin, orang rajin kalah dengan orang yang beruntung, dan orang beruntung kalah dengan do’a) :D.
Mas Rouf sendiri adalah salah satu anak dari pak Suprih yang merupakan lulusan Pondok Gontor 2004 yang sudah memiliki usaha sendiri dengan modal awal yang diberikan dan dibebaskan untuk pemakaiannya, dia memilih menggunakannya untuk membuka bengkel, dan counter HP. Pada awalnya, memang counternya kecil tapi sekarang dari sekian counter pulsa yang berada di sepanjang jalan, rasanya counter ini bisa di katakana lebih menarik dan lumayan besar dan mampu menyedot para pelanggan, jika dilihat dari segi tatanan warna tempat, segi kelengkapan barangnya, bisa dikatakan cukup lengkap di banding yang lainnya, karena tidak hanya pulsa saja akan tetapi disini pun menjual berbagai merk HP, assesories, bahkan jam tangan. Usaha ini memang belum bisa dikatakan usaha yang sudah lama, akan tetapi hampir setiap hari counter ini tidak pernah sepi dari pelanggannya.
Selain counter, Bengkel motor yang berada di depan toko onderdil kakaknya sepertinya jarang sepi, hampir setiap hari saya lewat jalan yang sama ketika berangkat kuliah dan harus pelan-pelan jika melewati area onderdil ini, selain jalannya sempit, sangat rame akan transaksi onderdil.
Dari dana yang berputar dan berkembang, serta dengan dasar percaya serta istilahnya sudah menang nama, usaha-usaha yang di tekuni oleh anak-anak dari juragan rosok ini berkembang cukup baik dalam waktu-waktu ini. pak Suprih bisa dikatakan berusaha dari nol karena tidak ada warisan usaha dari orangtuanya, sebuah capaian yang didapat dengan hasil yang manis dan menggunakan jurus proses yang baik. Dan pak Suprih berhasil menghasilkan orang-orang sukses, yang mungkin juga tidak kalah dengan kemampuannya.


0 komentar:

Posting Komentar

Social Icons

Featured Posts