Sehari Bersama Birokrasi Versi Mobile Tingkat Langit.

Kamis, 18 April 2013, semua ini berawal saat negara api menyerang #lhahhOpoIki, okee ini yang benar, pagi itu berawal dari merencanakan menyelesaikan berkas yang masih kurang di Disdikpora, sip cap cus genjot motor (eh nyetater dink) menuju ke disdikpora, oke lancar sampai parkiran. Buka tas, ngecek HP, Duh ada missed call, nah ternyata kang mz ndoro bei missed call, walah jebulnya (baca :ternyata) message FB pun dia masuk. Ya memang sih kemaren dia menawarkan lowongan IT disebuah Rumah Sakit di Yogyakarta, waktu pendaftaran mepet, terlebih nabrak-nabrak agenda ke Ibukota juga, sedangkan syarat administrasi beberapa belum punya, itu tuh SKCK. Intinya message adalah “kesempatan ini tu rugi nek gak dicoba, kesempatan gak datang 10 tahun lagi”. Sepanjang kantor dinas jadi mikir, mikirnya disambi collect berkas yang belum lengkap. Alhamdulillah bapaknya ramah, collect lancar. Kudu decide, mau lanjut daftar atau tidak, akhirnya hitungan menit, okee pulang kerumah ngurus SKCK.

,.,.,.,.,.Otw,,...,

Waini, Episode SKCK Begin

The first step adalah kunjungi Polsek buat nyari tahu syarat buat SKCK ki apa aja,

“misi pak, kalau mau ngurus SKCK sek cepet, efektive, efisien niku gimana ya pak ?”

Senyum polisi sambil nunjuk, “niku lho mbak diruangan itu”

Bla bla bla dapat juga syaratnya, lumayan banyak diantaranya : FC Kartu Keluarga, FC Akta, FC Pengantar kecamatan (RT, RW, Dukuh, Kelurahan), Foto 4x6 background kudu merah 8 lembar, FC KTP. Masing-masing 2 lembar.

“pak niki harus formal lewat pemerintah dari yang kecil nggeh ? pengennya cepet jadi pak, besok dipake” #maksa.

“ya sudah mbaknya ke kelurahan saja, lengkapi berkasnya”,

“hehehe siapp pak”

Otw pulang siapkan berkas, menuju cetak foto+FC berkas, Oke clear (nunggu sabar), menuju Kelurahan,

“mbak, ada surat pengantar RT, RW?”, kata petugasnya.

“duh pak, jam segini pak RT ne gak ada, niki tadi ke polsek dimnta ke kelurahan saja”,

“ya sudah ke pak dukuh saja cari pengantar, KTP asli tinggal”,

Hehe, Otw pak Dukuh (pake acara lupa dukuhnya pulak mikire dah ganti #TepokJidat), oke2x dapat pencerahan dari Pap dukuhe yang mana. Nunjukin KK + FC KTP ke bapaknya dan dengan style santainya Mr. Dukuh memahami sayaa #oh, sip

“niki mbak, nanti diserahin ke petugas kelurahannya”, (ngasih kertas tulisan bapaknya) tulisane intine “benar ini warga saya, tolong pelayanan dengan baik+ttd” :D:D:D

Otw Kelurahan,

Sip surat pengantar dah jadi, “ini mbak dicapkan disana”, biaya ngecap Rp. 5000,00.

Otw Kecamatan,

Collect surat, kasih keterangan mau nyari #SKCK, jangan lupa siapin foto dikecamatan (ditempel buku kepentingan). Oke selesai

Otw Polsek again,

Walah, edisi lupa surat pengantar belum di FC jadi 2 #tepokJidat,

Otw Fotocopy,

Sip lancar

Otw polsek,

Berkas dikumpulkan, edisi ngobrol dengan 4 polisi diruangan itu, ternyata SKCK itu kalau buat melamar pegawai Negeri harus berpanjangan lagi to ? #Ribet,

“ya, semoga keterima mbak, jadine gak usah bikin #SKCK lagi”

“nggeh pak, amin”

“nglamar pekerjaan trus gek dilamar” kata salah satu polisi

“hmmmmmmm”

“administrasi Rp. 10.000,00 mbak”

“weww, ni pak”

Otw Polres Bantul @jalan Bantul,

(Pesen pak polsek : ini ruangannya paling selatan, yang sim itu, “siap pak”),

(pesan dari Pap : ntar nek susah ngurusnya, cari Om mu saja, “pun pak, mengke diurus sendiri mawon”)

Tanya jalan ngurus SKCK, ditunjukkan tempatnya, ngumpul berkas

“mbak belom pernah ngurus SKCK ya ?”

“belum pak”

“Ke Loket sidik jari dulu ya “

Jreeeeenggg, masuk ke ruangan, 3 petugas tanpa seragam polisi

“misi pak, mau sidik jari”

“ya mbak, surat pengantarnya mana?”, sambil nyodorin surat

“ isi Formulir dulu ya mbak, bolak-balik”

Setelah tak collect, pak polisi mempersiapkan tinta yang bentuknya kek balok, ternyata itu bantalan cap buat sidiknya (hahahha :baru lihat),

“sini mbak, tangannya”,

Duh, “saya sendiri saja pak, contohin gimana caranya”

“lhoh, gak boleh dipegang po?”

“GAK”

Ternyata, itu cap sidik jarinya, semua jari harus digulung-gulung dan dicapkan ke kertas, #AkehPol.
“kenapa e mbak, gak mau dipegang?”

Batin saya #gubraaaaagg, “gak usah dipegang dah bisa kok pak:D (senyum lebar)”

“SKCK buat apa mbak? “Nglamar Kerja pak”

“Rp. 5000,00 mbak”

“oh bayar ya??, oke ini”

(ternyata apa-apa itu administrasi (-__-“”)

Back to loket awal

“mbak ini diisi dulu”, “gled, 2 lembar folio, penuh formulirnya”

Sambil duduk, ngisi dengan tenang, cermat.

“mbak, ada pulpen?”

Ada mz-mz menghampiri dan mau pinjam pulpen,

“oh ada, ini”, ngobrol-ngobrol ternyata mznya juga mau daftar lowongan yang sama hohoho.

Wooww, ini formulir dari data diri keluarga, alamat saudara, umur, sampai-sampai ada gambaran fisik, kulit, wajah, rambut, tinggi, berat. Duh ini kolom rambutnya apa pengennya tak isi “jilbabpan je” hahahaha, okelah kosongkan saja :D.

Surat ternyata cepet jadinya, alhamdulillah,,

“administrasi Rp. 10.000,00”, lanjut Foto copy eee ternyata ketemu si Om, (ngobrol bla bla bla)

Legalisir selesai, waktu menunjukkan pukul 2.00 pm, waaaa ada janji

Dari bantul polres menuju kampus, 20 menitan (iki jalane sek sepi, ato memang, ah kecepatan rata-rata 60-80 km/jam).

Dilanjut menuju ke area grojogan jalan imogiri timur until 4.30 pm, lanjut menuju area SSG. Balek lagi area kampus.

Finisshh,, alhamdulillah SKCK ditangan, :D, alhamdulillah, sehari bersama birokrasi versi mobile tingkat langit kelarr, moga berkah :D

Jadi berpikir, ternyata arsip itu penting, baik hal kecil like KTP, SIM, atau sekedar KTM, foto (ini yang dibutuhkan banget).

Ijazah harus lah siap-siap yang dilegalisir, akta, KTP dll, memang sih kasusnya baru lowongan, lha kalau yang lain-lain ? pastinya juga butuh berkas. :D, ya memang sih gak semua suka nglamar pekerjaan, pengennya mandiri mendirikan perusahaan, great bgt itu, entrepreneur jozz itu, ato dilamar ? itu sih pilihan, tapi yang pasti nglamar pekerjaan itu juga gak dipungkiri . Bismillah, Apapun pilihannya, semoga niatnya buat Allah, semangat Berkarya, dimanapun berada J ~^o^~