Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Senin, 23 Juli 2012

Kearifan lokal dalam membangun karakter



1.      Jika ada pertanyaan apakah budaya mempengaruhi karakter bangsa?
Maka jawabannya adalah ya, berpengaruh. Budaya tidak akan terlepas dari suatu bangsa dan jika di break down kan, maka budaya sangat mempengaruhi karakter yang ada dalam bangsa. Dalam Wikipedia Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Budaya sangat berkaitan dengan tingkah laku orang-orang yang ada pada suatu kelompok. Budaya tercipta dari akal manusia disuatu wilayah dan berkembang menjadi kebiasaan. Secara langsung maupun tidak langsung seperti adat-istiadat, bahasa, bahkan cara berpakaian seseorang dipengaruhi oleh budaya. Contohnya di Indonesia yang memiliki keragaman budaya disetiap Wilayah, pasti memiliki adat-istiadat dan watak orang yang berbeda-beda. Identitas suatu bangsa digambarkan dengan pola kebiasaan, pola pikir yang ada pada rakyatnya.
Sedangkan Karakter bangsa dipengaruhi oleh kebiasaan orang yang tinggal disuatu bangsa tersebut, moral, etika, pendidikan, pemerintahan, ekonomi dan lain-lain. Secara otomatis kebudayaan yang berkembang disuatu Negara tersebut akan  memberikan dampak terciptanya karakter bangsa. Butuh adanya pendidikan karakter serta pendidikan watak yang akan membuat karakter bangsa tercipta, dan budaya adalah salah satu penentu terciptanya karakter tersebut. Dalam beberapa artikel yang saya baca menyatakan bahwa budaya dan karakter bangsa atau cultural and character building merupakan Komitmen Nasional yang telah lama tumbuh dan berkembang di masyarakat.
Pendidikan baik berupa pendidikan budaya, pendidikan karakter merupakan sesuatu yang harus dilandaskan pada setiap diri masyarakat,  karena setiap individu akan peka dengan nilai, karakter diri dan mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warganegara  yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.
2.      Keanekaragaman budaya, Pluralitas apakah itu peluang atau kutukan?
Pluralitas, jika dilihat definisinya sendiri adalah kemajemukan. Kita tahu bahwa Indoensia memiliki kemajemukan atau keragaman baik itu agama, ras, bahasa, adat-istiadat, inilah yang membuat Indonesia Istimewa, kenapa seperti itu ? dari sanalah beragam kebudayaan tercipta, kreatifitas dan inovasi lahir. Dengan adanya budaya yang akan melahirkan karakter bangsa, pluralis diakui sebagai hak kreatifnya masyarakat. Ini merupakan peluang bagi bangsa, dengan adanya pluralitas maka banyak kebudayaan tercipta, memang pada beberapa sisi pluralitas menjadi ancaman bagi bangsa, banyaknya pertikaian, kekerasan antar ras bahkan agama menjadi alibi ataupun bukti yang muncul ketika beberapa kasus terjadi, akan tetapi jika ditinjau kembali, pertikaian dan kerusuhan yang terjadi bukan hanya karna pluralitas yang ada saja, factor emosional menjadi factor utama. Jika diidentifikasi sebagai pertikaian agama, setiap agama pasti tidak mengajarkan hal tersebut.
Satu sisi masyarakat menilai bahwa perbedaan bukanlah sesuatu yang perlu diperdebatkan akan tetapi beberapa sisi lain menganggap itu adalah masalah. Jika dilihatnya dari sisi positif, pluralitas yang berkembang di masyarakat memberikan pelajaran kepada semua dari beberapa aspek. Begitu juga dengan keanekaragaman budaya membuat bangsa ini semakin kaya akan perbedaan budaya. Semua akan bernilai manfaat ketika dilihat dari perspeksi yang positif dan untuk kemaslahatan :D.


3.      Jepang memiliki budaya yang kental dan dominan dan sangat cepat untuk maju, berbeda dengan Indonesia, why ?
Terlepas dari budaya jepang yang negative seperti pergaulan, ataupun budaya bunuh diri, jepang memiliki karakter yang mampu membuatnya cepat maju. Seperti apakah itu ? jepang tidak kenal dengan kata kemalasan, mereka tidak suka dengan warganya yang tidak bekerja keras, karakter seperti inilah yang membuat jepang memiliki mental kerja keras, selain itu, budaya malu merupakan budayanya orang-orang jepang dari jaman nenek moyang mereka, dari beberapa film yang saya tonton dan buku yang saya baca terkait dengan samurai, rasa malu ini diimplementasikan dengan kebudayaan membunuh dirinya sendiri ketika gagal melakukan pekerjaan atau tugas yang diembannya (*baca Amanah), walaupun sedikit sadis ini bisa diartikan sebagai mati secara hormatnya para samurai. Para era sekarang, di Jepang ketika seseorang gagal dalam menjalankan tugas pemerintahan, atau terbukti korupsi mereka tak segan untuk “mengundurkan diri” walaupun ada beberapa kasus berefek negative yaitu budaya yang sangat mudah untuk mengakhiri hidup ketika seseorang merasa gagal dan depresi.
Nah yang mungkin sulit di Indonesia adalah menjaga tradisi, masyarakat Indonesia lebih mudah terbawa arus globalisasi dan kebudayaan asing dari pada melestarikan atau memajukan kebudayaan lokal dengan lebih bijak dan arif. Sedangkan orang-orang jepang sangat bangga dengan tradisi mereka. Adanya sikap yang selalu menjaga tradisi seperti mudah untuk meminta maaf, menghargai orang lain dari sinilah terbentuk toleransi yang besar dan secara otomatis terhindar dari konflik-konflik baik ringan ataupun berat, secara emosi mampu menahan.
Jiwa mandiri dan budaya membacaya orang jepang sangat besar, mungkin sedikit dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang masih memiliki budaya baca dan kemandirian yang kecil. Memang Jepang maju dalam beberapa aspek, sikap kerja kerasnya sehingga membuat bangsa Jepang sangat cepat berkembang dalam Teknologinya, sikap mandiri, budaya baca dan menjaga tradisi membuat masyarakat jepang memiliki pengetahuan dan semangat yang besar dalam belajar dan beretika, akan tetapi Indonesia pun sebenarnya mempunyai peluang yang besar untuk maju, hanya saja perlu berbenah. Butuh penanaman karakter serta pekanya masyarakat dengan permasalahan bangsanya.
4.      Pemuda awam budaya, dimana letak peran keluarga?
Pemuda awam budaya bisa diartikan sebagai pemuda yang kurang paham dengan budaya, jika saya perspeksikan adalah pemuda yang terombang-ambing dan cenderung ikut-ikutan dalam hal yang negative dan tak mengenal budaya ataupun karakter yang baik. Lantas dimana letak keluarga? Memang keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam mendidik dan memberikan pelajaran karakter bagi anggota keluarga ataupun bisa dibaca kepada anak, akan tetapi masih banyak anak-anak labil yang cenderung tak mengenal budaya baik dan malah cenderung berbudaya yang tidak sepantasnya. Kita tahu bahwa di Indoensia ini masih banyak keluarga ataupun orang tua yang tidak mengenalkan pendidikan karakter kepada anaknya, beberapa factor memang yang menjadi penyebab, rendahnya tingkat pendidikan, kemiskinan, bekal orang tua dulu ketika ingin membentuk suatu keluarga belum cukup dan tak jarang anak dihasilkan dari MBA (married by Accident) secara langsung maupun tidak langsung anak akan ikut terpengaruh dengan perkembangan karakter orang tuanya, broken home,  ini merupakan factor yang diperhitungkan juga. Sehingga akibatnya anak akan terganggu dalam segi karakter komunikasi, karakter tingkah-laku, susahnya bergaul dan susanya menghargai serta minim akan sopan-santun dan dari sinilah pemuda awam akan budaya lahir.
Peran keluarga tidak akan berefek ketika pemuda awam tersebut sudah tumbuh besar dan sikapnya mengakar, pencegahan agar tidak seperti ini adalah pendidikan karakter sedini mungkin dan masyarakat sekitar pun harus ikut berpartisipasi. Sehingga butuh peran keluarga secara global dan besar
===~^0^~ ~^o^~==

0 komentar:

Posting Komentar

Social Icons

Featured Posts